Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Disatu pihak cinta didengungkan dengan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia tetapi dipihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan.
Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan megaktualisasikan dirinya. Dia mencintai sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya sendiri. Sebaliknya ia membenci sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, dan membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, dan mara bahaya.
Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonian dengan manusia lainnya, ia tidak boleh membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Seharusnya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang lain, bekerja sama dengan memberi kemampuan kepada orqang lain. Allah sudah menerangkan didalam Al-quran bahwa Dia melarang diri kita untuk mencintai diri kita sendiri secara berlebihan, hendaklah melepaskan diri dari hal-hal tersebut dengan iman, menunaikan shalat dan memberikan zakat.
Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual, sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelamgsungan jenis. Dengan dorongan seksual tersubutlah terbentuk sebuah keluarga dan dari keluarga terbentuklah sebuah masyarakat dan bangsa. Demngan demikian bumi menjadi ramai, bangsa-bangsa dapat saling mengenal sau sama lain, dapat saling mempelajari kebudayaan, bahasa, dan dapat saling mengenal perbedaan adat istiadat dan tingkah laku antar suku bangsa.
Cinta Kebapakan
Dengan mengingat bahwa antara ayah dengan anak tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya. Maka para ahli ilmu jiwa modernberpendapat bahwa dorogan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber keenangan dan kegembiraan, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah ia meningggal bagi kelangsungan peran bapak dan dan kehidupan dan tetap terkenangnya ia setelah meninggal dunia.
Cinta Kepada Allah
Puncak cinta manusia yang paing bening, jernih dan spiritual adalah cintanya kepada Allah dan kerinduan kepadaNya. Tidak hanya dalam sholat, pengajian dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditunjukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan keridoanNya.Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun yang membuat seorang manusia dapan cinta kepada seluruh yang ada dimuka bumi ini.
Cinta Kepada Rasul
Cinta keada Rasul yang diutus oleh Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini merupakan karena Rasul merupakan ideal semurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai rasulullah yang telah menanggung dakwah islam, berjuang dengan segala kesulitan segingga Islam tersebar diseluruh oenjuru dunia.
No comments:
Post a Comment