Efek rumah kaca merupakan pristiwa yang sudah tidak asing lagi Indonesia. Apalagi khususnya didaerah Ibukota Jakarta. Gedung-gedung pencakar langin sudah bertebaran dimana-mana. Banyak alibat-akibat yang terjadi karena disebabkan oleh efek rumah kaca. Mulai dari pemanasan global, iklim yang tidak teratur dan lain-lain.
Matahari adalah sumber dari segala energi di bumi. Energi cahaya
matahari dirubah menjadi energi yang dapat menghangatkan ketika mencapai
permukaan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas matahari
dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian
panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas
rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkannya kembali
ke permukaan bumi, sehingga panas dari gelombang radiasi tersebut
tersimpan di permukaan bumi yang menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata
tahunan bumi.
Penyebab
Ada tiga faktor utama tingginya emisi gas rumah kaca, yakni kerusakan
hutan dan lahan, penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan dan
pembuangan limbah. Ini harus dikendalikan agar emisi gas rumah kaca bisa
diturunkan. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2
ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara
dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi 25% dipantulkan oleh awan atau partikel
lain di atmosfer, 25% diserap awan dan 45% diserap permukaan bumi dan 5%
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah
belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon
(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan
efek rumah kaca.
Pencegahan
Penanaman satu miliar pohon per tahun bisa menurunkan emisi gas rumah
kaca, sehingga target 26 persen pada 2020 diharapkan bisa tercapai.
Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 26 persen pada 2020
mendatang, antara lain melakukan upaya pengendalian kerusakan hutan,
penggunaan energi dan transportasi, serta pengolahan limbah. Penurunan
gas rumah kaca di Indonesia bisa diturunkan hingga 41 persen, bila
mendapatkan dukungan dari luar negeri. Kalau ada dukungan dari luar
negeri, maka penurunan emisi bisa bertambah 15 persen, sehingga bisa 41
persen penurunannya.
Penting dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan,
pengelolaan sistem jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan,
pemberantasan pembalakan liar, pencegahan deforestasi dan pemberdayaan
masyarakat.
Penggunaan energi ramah lingkungan dan transportasi yang efisien juga
bisa membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kawasan Konservasi
Mangrove ini sangat baik untuk membantu penurunan emisi gas rumah kaca,
selain merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan
kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.
Sumber : http://hzhadyan1412.blogspot.com/2011/12/efek-rumah-kaca-penyebab-dampak-dan.html
nice sgt berguna Visit Us
ReplyDelete