Wednesday, April 10, 2013

IBD "Manusia Dan Penderitaan"

A. Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sanskerta yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan itu dapat berupa penderitaan lahir ataupun batin.

Penderitaan merupakan realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Nmaun peranan dari individu sendiri itulah yang menentukan intensitas penderitaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan resiko hidup sebagai seorang manusia. Tuham memberikan kesenangan dan kebahagian kepada umatnya, namun selain itu Tuhan juga memberikan kesedihan dan penderitaan agar manusia sadar diri dan tidak menjauh dari ridhoNya.

Dalam Al-quran dijelaskan dalam surat AL-Insyiqoq ayat 6 yang artinya : "Manusia adalah makshulk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut dapat diartikan bahwa manusia harus bekerja keras untuk mendapat kelangsungan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus dapat menaklukan alam, menghadapi mesayarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa untuk selalu bertaqwa kepada Tuhan.


B. Siksaan

Siksaan Dapat diartikan sebagai siksaan badan maupun jasmani, dan juga siksaan jiwa ataupun rohani. Akibat siksaan pada seseorang maka timbulah penderitaan. Siksaan yang dialami oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca oelh media masaa.Terkadang pada media masaa dipajang dihalaman paling depan dan gambar si korban pun dipajang.

Keimbaan dialami oleh seseorang apabila pada suatu saat dia tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. misalnya pada suatu saat orang bimbang apakah ia harus pergi atau tidak .

Kesepian dialami oleh seseorang ketika merasakan sepi pada dirinya atau jiwanya walaupun dia berada didalam lingkungan yang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa ataupun biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami oleh seseorang.

Ketakuan merupan bentuk lain yang dapan menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang yang memiliki satu atau lebih phobia ringan, misal taku pada tikus, ular dan sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat menggganggu.

Apa yang menyebabkan manusia phobia ?
Ahli-ahli medis mempunya pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderitaan yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyak orang phobia dikarenakan shok emosional atau tekanan tertentu. Ahli-ahli jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu probema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklikan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya tidakk perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.

C. Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalaan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.

Gejala-gejala pada orang apabila mengalami kekalutan mental :
1) Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, demam, nyeri dan lain-lain.
2) Nampak pada kejiwaan yang sering merasa cemas, ketakutan, patah hati, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan :
a) Gangguan kejiwaan baik dari jasmani maupun rohaninya.
b) Usaha mempertahan diri secara negatif
c) Kekalutan merupakan titik patah

Sebab-sebab dari kekalutan mental :
1) Kepribadian yang lemah
2) Terjadinya konflik sosial budaya
3) Cara pematangan batin

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
a) Kota-kota besar
b) Anak-anak usia muda (remaja)
c) Wanita
d) Orang yang tidak beragama
e) Orang yang terlalu mengejar materi

No comments:

Post a Comment