A. Pengertian Harapan
Seriap manusia memunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya bcrupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai
harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak. 
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan kepada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia harus selalu dan wajib berdoa. Karena berdoa meruakan salah satu terwujudnya sebuah harapan. 
B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut  kodratnya  manusia  itu adalah mahluk 
sosial. Setiap lahir
ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.  Tidak  ada  satu  manusiapun   yang  luput  dari  pergaulan
 hidup.
 Ditengah   -  tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang
baik fisik/jasmani maupun  mental! spiritualnya.  Ada dua hal yaIl~ mcndorong  orang hidup bergaul dengan  manusia  lain. yakni dorongan  kodrat  dan dorongan  kebutuhan  hidup.
Kodrat ialah sitar. kcadaan.  atau pembawaan
 alamiah
 yang sudah terjelma
 dalam
 diri
manusia  sejak manusia  itu diciptakan  oleh Tuhan.  Misalnya  menangis,  bergembira,  berpikir, berjalan,   bcrkata,   mempunyai    kcturunan   dan  scbagainya.    Setiap   manusia   mempunyai kcmampuan   untuk  itu semua. Dorongan  kodrat menyebabkan  manusia mcmpunyai  keinginan  atau harapan,  misalnya menangis,    tertawa,   bergembira.   Jan 
 scbagaiuya.   Seperti   halnya   orang   yang  menonton Pertunjukan  lawak, mereka
ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan  agar penonton 
tertawa terbahak-bahak.   Apabila  penonton  tidak  tertawa,  harapan  kedua  belah  pihak  gagal, 
justru sedihlah  mereka.
Kodrat  juga 
 terdapat   pada  binatang   dan  tumbuh-tumbuhan,    karena 
 binatang   dan tumbuhan  perlu makan, berkembang
 biak dan mati. Yang mirip dengan 
kodrat manusia  ialah
kodrat  binatang.   walau  bagaimanapun   juga  besar  sekali  perbedaannya.   Perbedaan   antara kedua  mahluk   itu,  ialah  bahwa  manusia   memiliki  budi  dan  kehendak,   Budi  ialah  akal, kemampuan  untuk memilih. 
Kedua hal terscbut
tidak dapat dipisahkan,  scbab bila orang akan memilih,  ia harus mengetahui  lebih dahulu barang yang dipilihnya.  Ocngan  budinya  manusia
dapat  mengetahui  mana  yang baik dan mana 
yang buruk,  mana
 yang bcnar dan mana  yang salah,  dan  dengan
 kehendaknya
 manusia
 dapat
 memilih.
Dalam  diri
 manusia   masing-masing   sudah  terjclma   sifat,  kodrat
 pcmbawaan   dan kemampuan   untuk
hidup bergaul, hidup berrnasyarakat
 atau hidup bcrsama
 dcngan
 manusia
lain. Dengan  kodrat  ini, maka  manusia  mcmpunyai  harapan. 
Dengan adanya dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan
itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut  Abraham  Maslow
 sesuai dengan kodratnya  harapan  manusia  atau
kebutuhan manusia  itu ialah  :
a)    kelangsungan   hidup  (survival)
b)    keamanan  ( safety)
c)     hak 
dan  kewajiban  mencintai  dan  dicintai  (be
loving  and love)
d)    diakui  lingkungan  (status)
e)    perwujudan   cita-cita
 (self actualization)
 Setiap orang membutuhkan  keamanan.  Sejak seorang
anak lahir ia telah membutuhkan keamanan.  Begitu  lahir, dengan  suara
tangis, itu pertanda  minta perlindungan.   Setelah
 agak
besar,  setiap  anak menangis  dia akan diam  setelah dipeluk  oleh  ibunya.  Setelah  bertambah besar  ia ingin  dilindungi.  Rasa  aman    tidak
harus  diwujudkan   dengan  perlindungan   yang nampak,  secara moral pun orang lain dapat memberi
 rasa am an. Dalam 
hal ini agama  sering merupakan    cara  memperoleh    kemanan 
 moril  bagi  pemiliknya.    Walaupun   secara 
 fisik keadaannya  dalam
 bahaya, keyakinan  bahwa Tuhan memberikan
 perlindungan
 berarti sudah memberikan   keamanan  yang diharapkan.
C. Kepercayaan
 Kepercayaan berasal  dari kata  percaya,  artinya mengakui atau  meyakini akan kebenaran. 
Ada
jenis  pengetahuan  yang dimilik
seseorang. bukan  karena 
merupakan  hasil penyelidikan sendiri,
melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang
lain itu disebabkankarena orang lain
itu dapat dipercaya. Yang diselidiki
bukan lagi masalahnya. melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya
atau tidak. Pengetahuan yang
diterima dari orang
lain atas kewibawaannyaitu disebut kepercayaan. Makin  besar  kewibawaan  yang memberitahu mengenai pengetahuan  itu makin  besar kepercayaan.
Dalam
agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan  artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung
atau tidak langsung
kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi
besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir
bebas, hak atas keyakinan sendiri
menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran  atau benar merupakan
 kunci kebahagiaan  manusia. Itulah   sebabnya   manusia 
 selalu  berusaha   mencari 
 mempertahankan,     mernperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun  Suriasumantri  dalam bukunya  "filsafat  IImu, sebuah pengantar  Populer  ada
tiga teori  kebenaran  sebagai
 berikut
 :
1)    Teori  koherensi  atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan
dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi
atau konsisten dengan  pemyataan-pemyataan    sebelumnya
 yang
 dianggap
 benar.
Contoh
 : setiap  manusia
 akan mati.  Paul 
Manusia.  Paul  akan
mati
2)    Teori  korespondensi
Suatu  teori  yang  menjalankan
 bahwa
 suatu pemyataan  benar  bila  materi  pengetahuan yang dikandung  pemyataan  itu berl<.orenponden(berhubungan)  dengan
obyek yang dituju oleh  pemyataan   tersebut.
Contoh
 : Jakarta  itu
ibukota  republik  Indonesia
3)    Teori  pragrnatis
Kebenaran  suatu
pemyataan  diukur
dengan  kriteria  apakah  pemyataan  tersebut  bersifat
fungsional  dalam  kehidupan  praktis.
Dalam  berbagai  jenis
 kebenaran   tersebut  yang  selalu  diusahakan   dan  dijaga  ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat,
berucap, berupaya, dan
berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam  hal-hal
 itu  akan  langsung  mencemarkan   atau
menjatuhkan   nama  baiknya,
 sehingga
orang  tidak
 mempercayainya   lagi.
