Thursday, May 16, 2013

IBD "Manusia Dan Harapan"

A. Pengertian Harapan


Seriap manusia memunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya bcrupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak. 


Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan kepada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia harus selalu dan wajib berdoa. Karena berdoa meruakan salah satu terwujudnya sebuah harapan. 



B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan

Menurut  kodratnya  manusia  itu adalah mahluk  sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.  Tidak  ada  satu  manusiapun   yang  luput  dari  pergaulan  hidup.  Ditengah   -  tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun  mental! spiritualnya.  Ada dua hal yaIl~ mcndorong  orang hidup bergaul dengan  manusia  lain. yakni dorongan  kodrat  dan dorongan  kebutuhan  hidup.

Kodrat ialah sitar. kcadaan.  atau pembawaan  alamiah  yang sudah terjelma  dalam  diri manusia  sejak manusia  itu diciptakan  oleh Tuhan.  Misalnya  menangis,  bergembira,  berpikir, berjalan,   bcrkata,   mempunyai    kcturunan   dan  scbagainya.    Setiap   manusia   mempunyai kcmampuan   untuk  itu semua. Dorongan  kodrat menyebabkan  manusia mcmpunyai  keinginan  atau harapan,  misalnya menangis,    tertawa,   bergembira.   Jan   scbagaiuya.   Seperti   halnya   orang   yang  menonton Pertunjukan  lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan  agar penonton  tertawa terbahak-bahak.   Apabila  penonton  tidak  tertawa,  harapan  kedua  belah  pihak  gagal,  justru sedihlah  mereka.


Kodrat  juga   terdapat   pada  binatang   dan  tumbuh-tumbuhan,    karena   binatang   dan tumbuhan  perlu makan, berkembang  biak dan mati. Yang mirip dengan  kodrat manusia  ialah kodrat  binatang.   walau  bagaimanapun   juga  besar  sekali  perbedaannya.   Perbedaan   antara kedua  mahluk   itu,  ialah  bahwa  manusia   memiliki  budi  dan  kehendak,   Budi  ialah  akal, kemampuan  untuk memilih.  Kedua hal terscbut tidak dapat dipisahkan,  scbab bila orang akan memilih,  ia harus mengetahui  lebih dahulu barang yang dipilihnya.  Ocngan  budinya  manusia dapat  mengetahui  mana  yang baik dan mana  yang buruk,  mana  yang bcnar dan mana  yang salah,  dan  dengan  kehendaknya  manusia  dapat  memilih.

Dalam  diri  manusia   masing-masing   sudah  terjclma   sifat,  kodrat  pcmbawaan   dan kemampuan   untuk hidup bergaul, hidup berrnasyarakat  atau hidup bcrsama  dcngan  manusia lain. Dengan  kodrat  ini, maka  manusia  mcmpunyai  harapan

Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut  Abraham  Maslow  sesuai dengan kodratnya  harapan  manusia  atau kebutuhan manusia  itu ialah  :
a)    kelangsungan   hidup  (survival)
b)    keamanan  ( safety)
c)     hak  dan  kewajiban  mencintai  dan  dicintai  (be loving  and love)
d)    diakui  lingkungan  (status)
e)    perwujudan   cita-cita  (self actualization)

 Setiap orang membutuhkan  keamanan.  Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan.  Begitu  lahir, dengan  suara tangis, itu pertanda  minta perlindungan.   Setelah  agak besar,  setiap  anak menangis  dia akan diam  setelah dipeluk  oleh  ibunya.  Setelah  bertambah besar  ia ingin  dilindungi.  Rasa  aman    tidak harus  diwujudkan   dengan  perlindungan   yang nampak,  secara moral pun orang lain dapat memberi  rasa am an. Dalam  hal ini agama  sering merupakan    cara  memperoleh    kemanan   moril  bagi  pemiliknya.    Walaupun   secara   fisik keadaannya  dalam  bahaya, keyakinan  bahwa Tuhan memberikan  perlindungan  berarti sudah memberikan   keamanan  yang diharapkan.


C. Kepercayaan
 Kepercayaan berasal  dari kata  percaya,  artinya mengakui atau  meyakini akan kebenaran.
Ada jenis  pengetahuan  yang dimilik seseorang. bukan  karena  merupakan  hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkankarena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya. melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannyaitu disebut kepercayaan. Makin  besar  kewibawaan  yang memberitahu mengenai pengetahuan  itu makin  besar kepercayaan.


Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan  artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan.

Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran  atau benar merupakan  kunci kebahagiaan  manusia. Itulah   sebabnya   manusia   selalu  berusaha   mencari   mempertahankan,     mernperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun  Suriasumantri  dalam bukunya  "filsafat  IImu, sebuah pengantar  Populer  ada tiga teori  kebenaran  sebagai  berikut  :
1)    Teori  koherensi  atau konsistensi

Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan  pemyataan-pemyataan    sebelumnya  yang  dianggap  benar.
Contoh  : setiap  manusia  akan mati.  Paul  Manusia.  Paul  akan mati
2)    Teori  korespondensi
Suatu  teori  yang  menjalankan  bahwa  suatu pemyataan  benar  bila  materi  pengetahuan yang dikandung  pemyataan  itu berl<.orenponden(berhubungan)  dengan obyek yang dituju oleh  pemyataan   tersebut.
Contoh  : Jakarta  itu ibukota  republik  Indonesia
3)    Teori  pragrnatis
Kebenaran  suatu pemyataan  diukur dengan  kriteria  apakah  pemyataan  tersebut  bersifat fungsional  dalam  kehidupan  praktis.
Dalam  berbagai  jenis  kebenaran   tersebut  yang  selalu  diusahakan   dan  dijaga  ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam  hal-hal  itu  akan  langsung  mencemarkan   atau menjatuhkan   nama  baiknya,  sehingga orang  tidak  mempercayainya   lagi.